Langsung ke konten utama

Unggulan

Dizii AF - Tugas Rangkuman Farmakoterapi 2 " Angina Pectoris "

  “ ANGINA PECTORIS ” Sejarah dan Pengertian Angina                Sejarah medis menunjuk pada penyebutan pertama angina pektoris pada tahun 1772 oleh William Heberden selama presentasi makalahnya yang berjudul 'Some account of the disorders of the breast' di Royal College of Physicians di London (Zhou dkk., 2005). Angina pektoris adalah gejala utama dari Sindrom Koroner Akut (ACS) yang mengarah ke Penyakit Jantung Koroner (PJK). Patofisiologi SKA dimulai dengan terbentuknya aterosklerosis pada arteri koroner yang memberikan vaskularisasi ke otot jantung. Adanya aterosklerosis menyebabkan vasokonstriksi dan pembentukan trombus arteri koroner yang dapat mengganggu perfusi miokard. Iskemia dan nekrosis otot miokard menyebabkan nyeri dada, perubahan listrik miokard dan sekresi protein jantung. Sindrom koroner akut terdiri dari Angina Tidak Stabil (UA) dan Infark Miokard Akut (IMA), yang meliputi Infark Miokard Elevation NonST (NSTEMI) dan I...

Dizii AF - Materi singkat Model-model dan Bentuk Praktek Keperawatan Profesional



"Model-model dan bentuk praktek keperawatan profesional"

Pengertian
  Model praktek keperawatan adalah deskripsi atau gambaran dari praktik keperawatan yang nyata dan akurat berdasarkan pada filosofi, konsep dan teori keperawatan.

Tujuan model keperawatan
  Tujuan dari model keperawatan antara lain sebagai berikut :
§  Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
§  Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan
§  Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan
§  Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan
§  Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan

Macam-macam model praktek keperawatan
1. Metode Keperawatan Primer
  Merupakan sistem dimana seorang perawat bertanggung jawab selama 24 jam sehari, 7 hari per minggu, ini merupakan metode yang memberikan perawatan secara komprehensif, individual dan konsisten. Metode ini membutuhkan pengetahuan keperawatan yang baik dan ketrampilan manajemen.
  Perawat primer mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas setiap kebutuhan pasien, mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan dan implementasi tindakan keperawatan, mengevaluasi keefektivitasan perawatan. Sementara perawat yang lain menjalankan tindakan keperawatan, perawat primer mengkoordinasi perawatan dan menginformasikan tentang kesehatan pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya.
2. Metode tim
  Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.  Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/ group yang terdiri dari tenaga profesional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu dan melengkapi.
Kelebihan metode tim :
1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
3) Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberikan kepuasan kepada anggota tim
Kelemahan metode tim :
 Komunikasi antar anggota tim terutama dalam bentuk konferensi tim membutuhkan waktu, dimana sulit melaksanakannya pada waktu-waktu sibuk.
Konsep metode tim :
  1. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai tekhnik kepemimpinan
  2. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin
  3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
  4. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Karena model tim akan berhasil baik bila didukung oleh kepala ruang
Tanggung jawab anggota tim :
·         Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dibawah tanggung jawabnya
·         Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim
·         Memberikan laporan
Tanggung jawab ketua tim :
·         Membuat perencanaan
·         Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi
·         Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien
·         Mengembangkan kemampuan anggota
·         Menyelenggarakan konferensi
Tanggung jawab kepala ruang :
§  Menentukan standar pelaksanaan kerja
§  Supervisi dan evaluasi tugas staf
§  Memberi pengarahan ketua tim

Uraian tugas kepala ruang pada Metode Tim
a. Perencanaan
  1. Menunjukan ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-masing
  2. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
  3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien
  4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan kebutuhan klien
  5. Mengatur penugasan dan atau penjadwalan bersama ketua tim
  6. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
  7. Mengikuti visite doktet untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis, program pengobatan dan mendiskusikan tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
  8. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan
  9. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri dan membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan
  10. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan RS.
b. Pengorganisasian
  1. Merumuskan metode penugasan yang digunakan
  2. Merumuskan tujuan metode penugasan
  3. Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
  4. Membuat rentang kendali kepala ruangan, membawahi 2 ketua tim dan ketua tim membawahi 2-3 perawat
  5. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
  6. Mangatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dll.
  7. Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek
  8. Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak berada ditempat kepada ketua tim
  9. Memberikan wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien
  10. Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya
  11. Mengidentifikasi masalah dan cara penanganannya
c. Pengarahan
  1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
  2. Memberi pujian kepada anggota yang melaksanakan tugas dengan baik
  3. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap
  4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien
  5. Melibatkan bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
  6. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
d. Pengawasan
  1. Melalui komunikasi : Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
  2. Melalui superfisi : Yaitu pengawasan langsung dan tidak langsung.
  3. Evaluasi : Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.



Komentar

Postingan Populer